Sesaat hatimu gundah, sesaat hatimu nelangsa.
Sesaat dirimu terhenyak, sesaat dirimu terdiam.
Saat itu pikiranmu merantau.
Saat itu pikiranmu menjelajah.
Menelusuri hutan ingatan,
gunung kenangan,
sungai kebahagiaan,
belukar kepedihan.
Mengarungi lautan ingatan,
deburan bahagia,
riak kepedihan.
Muara kisah.
Jelajahi sampai petang tiba.
Selidiki sampai semak paling berduri.
Telusuri riak gembira.
Jelajahi sampai petang tiba.
Wednesday, March 25, 2009
Saturday, March 7, 2009
paint no more
Mengetahui sesuatu itu kadang bikin kesal. Mengetahui sesuatu yang ia tidak tahu kita tahu lebih mengesalkan lagi. Apalagi ketika kita tahu jawabannya tidak sesuai dengan yang kita ketahui.
Kesal, mangkel, itu biasa.
Tapi biasa ini bahaya, suatu hari dapat menjadi bumerang. Bumerang bagi kepercayaan.
Pemahaman kita akan percaya dan meyakini akan terluka.
Pemahaman akannya tercoreng.
Bagai lukisan anak pre-school dengan krayon warna warni,
Dalam setiap kekacauan ada inti akan pemahaman yang dapat diambil.
Diambil untuk dimaknai dan dijaga.
Kalau coretan itu sudah terlalu gelap hingga tak tampak maknanya,
Maka lukisan itu akan menjadi hampa. Tanpa arti. Kurang berarti.
Intinya, tolong jangan corat-coret lagi lukisan ini!
Kesal, mangkel, itu biasa.
Tapi biasa ini bahaya, suatu hari dapat menjadi bumerang. Bumerang bagi kepercayaan.
Pemahaman kita akan percaya dan meyakini akan terluka.
Pemahaman akannya tercoreng.
Bagai lukisan anak pre-school dengan krayon warna warni,
Dalam setiap kekacauan ada inti akan pemahaman yang dapat diambil.
Diambil untuk dimaknai dan dijaga.
Kalau coretan itu sudah terlalu gelap hingga tak tampak maknanya,
Maka lukisan itu akan menjadi hampa. Tanpa arti. Kurang berarti.
Intinya, tolong jangan corat-coret lagi lukisan ini!
Subscribe to:
Posts (Atom)